Kamis, 30 Desember 2010

Al-Battani (858-929 M)

Potret Al-Battani
Al-Battani, dalam bahasa latin juga dikenal sebagai Albategnius, Albategni atau Albatenius. Nama lengkapnya adalah Abu Abdallah Mohammad Ibn Jabir Bin Sinan Al-Raqqi Al-Harrani Al-Sabi Al-Battani.

Al-Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 Masehi. Ia lahir di dalam keluarga yang merupakan bagian dari sekte Sabian, sebuah sekte agama penyembah bintang dari Harran. Dari sekte inilah terlahir banyak tokoh astronom dan matematikawan ulung seperti Ibn Thabit qurra. Bahkan Thabit juga lahir di Harran pada saat Al-Battani lahir. Namun al-Battani, tidak seperti Thabit. Ia tidak mempercayai ajaran Sabian dan memilih menjadi seorang muslim.

Berdasarkan penelusuran para ahli, besar kemungkinan bahwa ayah al-Battani adalah Jabir bin Sinan al-Harrani, salah seorang yang memiliki reputasi tinggi sebagai pembuat instrumen astronomi di Harran. Hal tersebut cukup
meyakinkan, karena didukung oleh fakta bahwa al-Battani sendiri sangat terampil dalam membuat instrumen astronomi. Indikasi ini sangat kuat bahwa ia belajar ketrampilan tersebut dari sang ayah.

Suatu hari al-Battani meninggalkan Harran untuk melanjutkan studinya di ar-Raqqah di Suriah. Ia mendapatkan beasiswa dari Bank Euphrates. Sebagian besar studinya selama 42 tahun ia habiskan di sana. Berbagai penelitian dan penemuan cemerlang yang dihasilkan al-Battani membuat ar-Raqqah tumbuh menjadi kota yang sejahtera. Hingga Harun Al-Rasyid (khalifah kelima dinasti Abbasiyah pada tanggal 14 September 786) membangun sejumlah istana di sana sebagai penghargaan atas jasa al-Battani.

Dalam kitab Al-Fihrist--sebuah karya bibliografi terbesar sepanjang masa yang ditulis Ibnu al-Nadim pada abad ke-10 M--menggambarkan seorang al-Battani sebagai salah satu observer terkenal dan tokoh besar dalam bidang geometri, astronomi teoretis praktis dan astrologi. Dalam al-Fihrist disebutkan juga bahwa al-Battani telah menyusun karya yang berisi data pengamatan matahari dan bulan dan deskripsi yang lebih akurat tentang pergerakan matahari dan bulan, lebih akurat daripada yang diberikan Ptolomeus dalam Ptolemy "Almagest" (sebuah risalah astronomi yang mengemukakan gerakan kompleks bintang-bintang dan lintasan planet).

Al-Battani menjelaskan pergerakan lima planet melalui pengamatan yang ia lakukan. Ia juga berhasil membuat dan melakukan perhitungan astronomi lainnya yang amat berguna di masa kini. Perhitungan periode revolusi bumi mengelilingi matahari selama 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik merupakan salah satu penemuannya yang patut diacungi jempol karena hampir mendekati nilai sebenarnya yang sekarang ini dianggap lebih akurat. Kemudian penentuan kemiringan bidang ekliptik, orbit matahari dan panjang musim dengan sangat akurat. Penentuan hilal juga ia jelaskan sebagai cara menentukan batas pergantian dari satu bulan (month) ke bulan lainnya.

Salah satu dari karyanya yang paling populer adalah Al-Zij Al-Sabi yang banyak diterjemahkan oleh negara-negara barat. Misalnya saja dalam bahasa latin diterjemahkan sebagai De Scienta Stellarum- De Numeris Stellarum et Motibus. Yang hingga saat ini masih tersimpan di Vatikan, Roma, Italia. Buku ini juga diterjemahkan dalam berbagai negara dan tersebar secara luas di seluruh dunia. Kitab itu sangat bernilai dan dijadikan rujukan para ahli astronomi Barat selama beberapa abad. Di dalam kitab itu ditulis berbagai penemuannya, seperti penentuan perkiraan awal bulan baru atau hilal, perkiraan panjang matahari, dan  koreksi atas hasil perhitungan Ptolemeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu.

Di buku tersebut juga, al-Battani mengembangkan metode untuk menghitung gerakan dan orbit planet-planet. Tidak heran, jika buku ini mendapatkan peran penting dalam merenovasi astronomi modern yang berkembang di Eropa. Tokoh-tokoh astronomi Eropa seperti Copernicus, Regiomantanus, Kepler, dan Peubach konon bisa berhasil dalam ilmu astronomi berkat jasa al-Battani. Bahkan Copernicus dalam bukunya De Revoltionibus Orbium Clestium mengaku berutang budi pada Al-Battani.

Dan tahukah kamu bahwa beberapa istilah dalam astronomi bola seperti azimuth, zenith, dan nadir juga berasal dari mulut al-Battani.


Dalam bidang matematika. Al-Battani banyak berperan dalam bidang trigonometri. Istilah, pengertian, dan sejumlah rumus sinus dan cotangen berhasil diuraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam bentuk derajat-derajat sudut.

Penemuan sejumlah persamaan trigonometri al-Battani:




Beliau juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:


dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.


Kawah Albategnius, kanan bawah (Kredit: NASA)

Atas penghormatan terhadap jasa-jasanya di bidang astronomi, nama al-Batani diabadikan dan dijadikan nama salah satu kawah yang berada di bulan yakni kawah Albategnius.

Al-Battani wafat di tahun 929 Masehi. Konon, ia meninggal saat pulang dari kota Baghdad. Perjalanan ini dilakukan sebagai bentuk protes karena ia dikenai pajak yang berlebih. Al Battani memang mencapai Baghdad untuk menyampaikan keluhannya kepada pihak pemerintah. Namun kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya saat dalam perjalanan kembali dari Baghdad menuju Raqqa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...